Ads Top

Krim Wajah Berusia 2.700 Tahun Ditemukan di Makam Lelaki Bangsawan

Melakukan perawatan pada kulit wajah ternyata sudah dilakukan sejak ribuan tahun silam. Tim peneliti menemukan krim wajah berusia 2.700 tahun di makam bangsawan Tiongkok kuno. Penemuan yang dipublikasikan di Archaeometry ini disebut sebagai bukti awal produk krim kosmetik di Tiongkok.
Krim wajah ini ditemukan oleh tim peneliti gabungan dari Tiongkok dan Jerman itu saat menggali di Situs Liujiawa, Provinsi Shaanxi. Area ini dahulu merupakan ibu kota negara bagian Rui antara tahun 700 dan 640 SM.

Dilansir dari Ancient Archeology, krim wajah dalam pot perunggu tersebut ada di dalam makam milik bangsawan berjenis kelamin laki-laki. Hal ini diketahui dari adanya satu set senjata perunggu. Adapun pot perunggu ini biasa ditemukan di makam individu dengan pangkat tinggi, seperti bangsawan.

Ketika pot yang ditemukan dalam kondisi tertutup rapat ini dibuka, di dalamnya terdapat gumpalan berwarna putih kekuningan dengan berat sekitar enam gram. Analisis awal menyebutkan bahwa gumpalan terbuat dari campuran karbonat dan lipid.

Lebih lanjut diketahui bahwa karbonat tersebut adalah monohidrokalsit yakni kalsium karbonat yang ditemukan dari speleothem gua kapur. Zat putih kekuningan itu dikenal dengan istilah dengan moonmilk.

Dalam keadaan basah, moonmilk biasanya berbentuk lumpur putih lembut dan seperti tepung jika kering. Manfaat praktis dari kalsium karbonat ini adalah untuk menyerap keringat dan minyak sehingga memberikan efek mattifying pada wajah.

Sementara itu, pot yang ditutup rapat membantu mengawetkan lemak hewani dalam krim. Lemak hewani biasanya digunakan untuk membuat moonmilk menjadi krim dan untuk melembabkan. Para peneliti menganalisis lemak hewani berdasarkan rasio asam palmitat dan asam stearat menunjukkan bahwa itu berasal dari hewan pemamah biak seperti sapi.

Berdasarkan hasil penelitian yang dipublikasikan dalam jurnalnya, disebutkan bahwa krim dalam pot perunggu itu merupakan krim pemutih wajah. Tidak hanya itu, peneliti juga mengungkapkan fakta menarik lainnya.

"Sepengetahuan kami, kasus Liujiawa adalah bukti paling awal untuk penggunaan lemak adiposa sapi sebagai matriks krim untuk formulasi kosmetik pada periode pra-Qin. Khususnya di sekitar rentang waktu situs Liujiawa (700–640 SM), yang secara langsung menunjukkan pemanfaatan lemak sapi oleh industri kerajinan," ungkap peneliti dikutip dari Archaeometry.


Peneliti juga menganalisa bahwa manufaktur kosmetik telah menjadi industri khusus untuk kaum bangsawan pada tahap awal Periode Musim Semi dan Gugur serta penggunaan bahan yang berhubungan dengan alkimia, seperti mineral gua.

Catatan sejarah dari periode pra-Qin (pra-221 SM) juga menjelaskan bahwa wajah yang putih karena penggunaan kosmetik merupakan kebanggan budaya. Wajah putih ini diyakini dapat menutupi cacat pada kulit, terlihat lebih muda dan memancarkan keagungan untuk kelas bangsawan. Hal yang tidak kalah menarik lainnya terletak pada penggunaan kosmetik putih oleh laki-laki, yang hampir tidak pernah dijelaskan sejak Periode Musim Semi dan Gugur, kebanyakan digambarkan oleh tokoh perempuan.

No comments:

Powered by Blogger.