Makhluk Yang Diduga “Yeti” Ini Terekam Kamera di Russia
Menurut beberapa warga dan peneliti Russia, mereka mengklaim telah merekam pada sebuah kamera, sebuah sosok tinggi hitam yang diyakini sebagai “Yeti” yang sedang berjalan di pepohonan saat hujan salju. Sejauh ini, makhluk itu masih misterius di dunia sains. Oleh karenanya, mirip monster Loch-Ness atau Orang Pendek di Indonesia, ia masuk kategori hewan cryptid atau cryptozoology yang berarti makhluk atau hewan yang keberadaannya belum terbukti.
Ia diduga adalah sejenis primata besar yang menyerupai manusia yang menghuni wilayah pegunungan Himalaya di Nepal dan Tibet. Ia juga merupakan bagian dari kisah sejarah dan mitologi mereka. Yeti berasal dari bahasa Nepal yang artinya “manusia gunung”, namun sering juga disebut Meh-Teh oleh penduduk lokal, atau dikenal pula sebagai “Manusia Salju” atau Manusia Salju Menakutkan (Abominable Snowman).
Orang-orang Nepal juga menyebutnya Bonmanche yang berarti “manusia liar” atau “Kanchanjunga rachyyas” yang berarti “Iblis Kanchanjunga.” Di Amerika ia sering disebut sebagai Sasquatch atau Bigfoot. Penampakannya lebih banyak dilihat oleh penduduk lokal tanpa menggunakan alat perekam. Satu-satunya foto yang diduga Yeti pernah dirilis penampakannya di hutan Amerika.
Namun yang terbaru diawal tahun 2015 ini terlihat di Russia. Pada kamera, tampak makhluk misterius itu sedang mengalami kesulitan karena terhalang dan tersandung ketika melalui area pepohonan dengan ranting-rantingnya yang banyak di sebuah hutan bersalju tebal di Russia.
Para peneliti yang akhirnya datang ke tempat penampakan itu bahkan telah meneliti dan mengambil contoh jejak kaki makhluk yang masih misterius itu. Pada rekaman di video itu terlihat sosok makhluk tersebut ditutupi oleh rambut-rambut berwarna gelap, yang warnanya mirip beruang.
Ia muncul dari daerah pepohonan yang sedang meranggas atau gundul, akibat musim dingin yang bersalju tebal di hutan Russia. Makhluk yang berbulu mirip beruang itu berada di depan kamera hanya beberapa detik sebelum akhirnya menghilang masuk ke dalam hutan.
Makhluk itu terlihat di negara bagian Russia, Republik Adygeya yang berada dibagian baratdaya Russia. Para tim peneliti Russia percaya bahwa mereka telah menangkap rekaman Yeti yang asli, makhluk yang selama ini sulit sekali untuk difoto, ditemukan jejaknya apalagi difilmkan.
Namun masyarakat lainnya tetap mempertanyakan keaslian dari video itu dan mengatakan bahwa rekaman itu hanyalah sebuah aksi untuk membawa daya tarik pariwisata ke daerah tersebut. Para peneliti mengatakan bahwa mereka juga telah menanyakan ke sejumlah warga di pondok-pondok gunung yang mengaku juga telah melihat makhluk itu.
Para peneliti juga telah berbicara kepada penduduk lainnya di daerah sekitar dan berhasil mengklarifikasi beberapa laporan penampakan yang independen. Sebuah kelompok warga mengklaim bahwa mereka telah mendengar derak-derak langkah diatas salju. Lalu mereka menuju keluar pondok untuk menyelidikinya namun tak mengambil alat rekam. Mereka gambarkan bahwa makhluk itu ditutupi rambut-rambut tebal.
Atas kejadian ini, para peneliti mengambil contoh atau sample dari jejak kaki besar itu dengan gips yang telah mereka temukan dihamparan salju tempat Yeti itu tadinya berjalan.
Seorang saksi mata, Ludmila Hristoforova yang berbicara kepada televisi setempat mengatakan: ‘Makhluknya besar, tampak seperti beruang, tapi bukan beruang. Dari pintu kita bisa melihat sesuatu yang besar dan berbulu. “
Sedangkan seorang saksi mata pemilik salah satu pondok, Andrei Kazarian berkata:
“Aku mendengar langkah kaki dan kami cukup yakin tidak ada orang lain di sekitar sini karena kami tahu pasti orang-orang lain sedang berada di dalam rumah. Meskipun kita tidak melihat siapa pun tapi kita melihat jejak-jejak kaki yang besar dengan kedalaman 5-6 cm dan tidak mungkin berasal dari kaki manusia.
Peneliti telah mengambil contoh dari jejak-jejak kaki yang besar dan misterius itu dengan menggunakan gips dan beratnya ada yang sekitar 200 kg karena ada jejak-jejak kaki yang sangat dalam karena menekan salju yang tebal.
Kini, contoh gips dan rekaman video telah diserahkan kepada para ilmuwan lokal dan dilihat kepada dewan lokal pada akhir bulan J.
Rekaman itu telah memicu perdebatan dan beberapa diantaranya menunjukkan bahwa semua itu hanya aksi untuk mendatangkan banyak pengunjung ke darah itu. Sementara yang lainnya yakin bahwa video tersebut adalah asli dan ini adalah bukti pertama, bahwa makhluk misterius Yeti ada di daerah itu.
Berawal tahun 1951
Sementara itu menurut Profesor Bryan Sykes dari Universitas Oxford Inggris, memiliki pertanyaan tentang keberadaan Yeti, yaitu “Apakah di balik mitos ini, yeti sebenarnya binatang? Saya rasa beruang ini belum pernah dilihat orang yang mungkin masih ada dan ada persamaan dengan beruang salju.”
“Binatang itu mungkin campuran dan bila gerak-gerik hewan ini berbeda dengan beruang biasa, seperti yang dilaporkan para saksi mata, saya rasa dari sinilah sumber misteri dan sumber legenda (yeti),” kata profesor Sykes, peneliti genetika manusia.
Foto jejak ‘Yeti’ atau sering disebut Kaki Besar atau Bigfoot, diambil oleh pendaki Inggris Eric Shipton di kaki Everest pada tahun 1951. Pendaki legendaris Reinhold Messner, yang menjadi pendaki pertama Everest tanpa oksigen, mempelajari yeti sejak ia melihat makhluk misterius itu di Tibet tahun 1986.
Temuan Messner mendukung teori profesor Sykes. Ia menemukan gambar di manuskrip Tibet yang berusia 300 tahun yang menyebutkan “chemo” sebutan lokal untuk yeti, dengan keterangan, “Yeti adalah jenis beruang yang hidup di kawasan pegunungan.”
Profesor Sykes menambahkan, “Mereka yang antusias dengan si kaki besar ini menduga mereka disanggah melalui sains. Sains tidak menerima atau menyanggah apapun, yang dilakukan adalah memeriksa bukti dan itulah yang saya lakukan.”
Profesor Bryan Sykes sebagai salah seorang peneliti, mengatakan mereka mengumpulkan contoh DNA dari bulu dua binatang yang ditemukan di Ladakh, Himalaya Barat serta dari Bhutan.
Profesor Sykes mengatakan DNA yang mereka teliti 100% sama dengan sampel beruang purbakala dari kawasan Svalbard Norwegia, yang diduga hidup 40.000 tahun lalu atau bahkan 120.000 tahun lalu – masa saat beruang kutub dan beruang coklat terpisah sebagai spesies berbeda. Sykes mengatakan binatang yang ditemukan itu kemungkinan adalah campuran antara dua beruang itu.
Para ilmuwan Oxford menguji sampel mahkluk berbentuk yeti di pegunungan Himalaya. Uji coba menunjukkan kesamaan genetis dengan beruang salju dari Norwegia. Dengan temuan ini, para peneliti mengatakan kemungkinan ada subspesies beruang coklat di pegunungan Himalaya yang selama ini dianggap sebagai mahkluk mistis.
Studi DNA terbaru membuktikan bahwa makhluk semacam Yeti adalah nyata dan ilmuwan Oxford mempersiapkan ekspedisi untuk menemukannya
Seorang ilmuwan dari Oxford telah menemukan bukti DNA pertama di dunia yang memverifikasi bahwa semacam “Yeti” itu ada, meskipun bentuknya tidak mengerikan seperti dalam legenda.
Dua sampel rambut yang berhasil ditemukan dan diambil dari daerah terpencil di Himalaya telah menunjukkan secara genetik 100 persen kepada sejenis beruang kutub prasejarah, seperti makhluk yang telah ada lebih sejak 40.000 tahun yang lalu.
Penemuan luar biasa ini menunjukkan keberadaan sejenis beruang misterius yang berkeliaran di pegunungan dan belum pernah terlihat sejak masa Pleistosen, yang menurut para ahli bisa jadi “dasar biologis dari legenda Yeti”.
Bryan Sykes, seorang ahli genetika dari Universitas Oxford, mengatakan bahwa penelitian itu memiliki cukup bukti untuk mulai merencanakan sebuah ekspedisi ke Himalaya untuk menangkap spesimen hidup dari beruang “Yeti” ini.
Dia mengatakan kepada NBC News bahwa studi timnya yang diterbitkan dalam edisi minggu ini dari jurnal Prosiding Of The Royal Society B, harus mendorong “penggemar Bigfoot untuk kembali ke hutan dan mendapatkan hal yang nyata.” (BBC/RT/NBC News).
No comments: