Juanita, Mumi Gadis Es Inca yang Tubuhnya Dikurbankan di Gunung Ampato
Julukannya, Momia Juanita atau Mumi Juanita. Dia adalah nama yang diberikan untuk mumi seorang gadis Inca abad ke-15 yang ditemukan di Peru pada 1995. Dia dikenal juga sebagai 'Wanita Ampato' dan 'Gadis Es Inca'.
Julukan pertama muncul karena tubuh gadis itu ditemukan di puncak Gunung Ampato, gunung berapi yang tidak aktif di Andes. Adapun julukan kedua hadir karena tubuhnya terawetkan karena suhu dingin di puncak gunung itu.
Para peneliti telah menyarankan bahwa Mumi Juanita adalah korban dari upacara pengorbanan Inca penting yang dikenal sebagai Capacocha (Capac Cocha), yang kadang-kadang diterjemahkan sebagai 'kewajiban kerajaan'. Analisis ilmiah dari Momia Juanita juga mengungkapkan berbagai detail menarik tentang kehidupan dan kematiannya.
Momia Juanita ditemukan pada 8 September 1995 oleh arkeolog Johan Reinhard, dan Miguel Zarate, asistennya. Penemuan ini dimungkinkan berkat mencairnya tudung salju Gunung Ampato, yang disebabkan oleh abu vulkanik yang berasal dari letusan gunung berapi di dekatnya.
Sebagai hasil dari pencairan ini, mumi itu tersingkap, dan jatuh ke lereng gunung, dan kemudian ditemukan oleh Reinhard dan Zarate. Selama ekspedisi kedua mendaki gunung pada bulan Oktober tahun yang sama, Johan Reinhard menemukan mumi beku dari dua individu lainnya di daerah yang lebih rendah dari Gunung Ampato.
Menurut para peneliti, sebagaimana dikutip dari Ancient Origins, Momia Juanita baru berusia antara 12 dan 15 tahun ketika dia meninggal. Dua individu yang ditemukan sebulan kemudian juga adalah anak-anak. Para peneliti berspekulasi bahwa kedua anak itu mungkin adalah korban pendamping untuk Mumi Juanita di puncak gunung.
Para peneliti meyakini Momia Juanita dikorbankan sebagai bagian dari ritual yang dikenal sebagai Capacocha. Ritual ini mengharuskan suku Inca untuk mengorbankan yang terbaik dan tersehat di antara mereka.
Ritual ini dilakukan dalam upaya untuk menenangkan para dewa agar memberikan mereka panen yang baik, atau untuk mencegah beberapa bencana alam. Berdasarkan lokasi di mana gadis itu dikorbankan, diduga bahwa ritual tersebut mungkin terkait dengan pemujaan Gunung Ampato.
Ketika Momia Juanita ditemukan, dia terbungkus dalam bungkusan. Selain sisa-sisa gadis muda itu, bundelan itu juga berisi berbagai artefak, termasuk banyak patung tanah liat mini, kerang, dan benda-benda emas.
Artefak-artefak ditinggalkan sebagai persembahan kepada para dewa. Para arkeolog telah mengusulkan bahwa benda-benda ini, bersama dengan makanan, daun koka, dan chicha, minuman beralkohol yang disuling dari jagung, dibawa oleh para pendeta saat mereka memimpin gadis itu dalam mendaki gunung.
Dua yang terakhir akan digunakan untuk membius anak itu, dikatakan sebagai praktik umum yang digunakan oleh suku Inca sebelum mereka mengorbankan gadis itu. Setelah korban dalam keadaan mabuk, para pendeta akan melaksanakan pengurbanan. Dalam kasus Momia Juanita, terungkap dengan radiologi bahwa pukulan pentungan di kepalanya menyebabkan pendarahan hebat yang mengakibatkan kematiannya.
Analisis ilmiah lain yang mengungkapkan informasi menarik tentang kehidupan Momia Juanita adalah analisis isotop rambutnya, yang dimungkinkan karena terpelihara dengan sangat baik. Analisis ini memberi para peneliti informasi tentang menu makan gadis itu.
Analisis ini menunjukkan bahwa gadis itu dipilih sebagai korban untuk upacara pengurbanan sekitar setahun sebelum kematiannya yang sebenarnya. Ini ditandai dengan perubahan pola makan, yang terungkap melalui analisis isotop rambutnya.
Sebelum dipilih untuk pengorbanan, dia menjalani menu makan standar Inca, yang meliputi kentang dan sayuran. Namun, menu makannya berubah sekitar setahun sebelum pengorbanan, karena ditemukan bahwa dia mulai mengonsumsi protein hewani dan jagung, yang merupakan makanan para elite.
Saat ini Mumi Juanita telah ditempatkan di Museo Santuarios Andinos di Arequipa, sebuah kota tidak jauh dari Gunung Ampato. Mumi Juania disimpan dalam wadah khusus yang menjaga suhu dan kelembaban di dalamnya dengan hati-hati, untuk memastikan pelestarian sisa-sisa mumi ini di masa depan.
No comments: