Ads Top

Selidik 4 Ukiran Kuno Berusia 5.000 Tahun di Stonehenge Inggris


 Tim ilmuwan dari Wessex Archaeology telah menganalisis empat chalk plaques atau plakat kapur, ukiran batu gamping kuno dari kompleks Stonehenge di Inggris Selatan. Hasilnya, diketahui plakat tersebut berasal dari awal milenium ke-3 Sebelum Masehi (SM). Berdasarkan hasil identifikasi motif pada ukiran tersebut, diperkirakan itu merupakan seni Neolitik di Kepulauan Inggris.

Rincian studi tersebut telah dipresentasikan di Proceedings of the Prehistoric Society. Publikasi tersebut dapat diakses daring dengan judul "Reflectance Transformation Imaging (RTI) Investigation of Engraved Chalk Plaques from the Stonehenge Region".

Seperti diketahui, Stonehenge merupakan suatu bangunan yang dibangun pada zaman Perunggu, dan Neolitikum. Ia terletak berdekatan dengan Amesbury di Wiltshire, Inggris, sekitar 13 kilometer barat laut Salisbury. Penanggalan radiokarbon memperkirakan usianya sekitar 5.000 tahun.

Beberapa tahun terakhir, ada sejumlah penemuan arkeologi di situs Stonehenge. Di antaranya telah dan sedang dianalisis, sedangkan yang lainnya sedang menunggu untuk dipelajari seperti penemuan plakat kapur kuno kali ini

Dijelaskan, bahwa batu gamping atau kapur telah menjadi bahan yang paling menarik untuk ukiran selama beberapa generasi. Batu gamping memiliki permukaan yang dapat dihaluskan, memungkinkan menjadi tempat untuk ukiran atau sketsa, dikerjakan ulang atau dihapus kembali.

Bahan batu gamping memang sangat menarik. Contoh terakhir, termasuk lencana resimen yang diukir oleh anggota resimen Liverpool Pals untuk mendokumentasikan keberadaan mereka di garis depan pada Perang Dunia I di Perham Down di Dataran Salibury, Wiltshire.


Folkton Drums dan chalk plaques secara kolektif menjadi contoh seni ukiran yang paling sering diilustrasikan di Inggris pada batuan gamping. Selain itu, dua plakat kapur yang terpisah sekarang diketahui dari daerah Stonehenge, contoh patahan dari Butterfield Down, Amesbury, dan fragmen lain dari Bulford, hanya 7 km dari Stonehenge.

"The Chalk Plaque Pit, ditemukan pada tahun 1968, adalah salah satu penemuan paling penting dari seni kapur Neolitik Akhir di Inggris, dan selama lima dekade terakhir kami telah melihat plakat tambahan yang ditemukan dari wilayah Stonehenge yang telah membantu penelitian ini," kata Dr. Bob Davis, mantan pejabat proyek senior di Wessex Archaeology seperti dilansir dari Sci-News.

Davis mengatakan, sebelumnya, plakat kapur didokumentasikan menggunakan ilustrasi yang digambar tangan dan sulit direkonstruksi karena erosi. "Namun, kemajuan teknologi revolusioner telah memungkinkan untuk memahami fitur plakat yang sebelumnya tidak terlihat, yang membantu kita memahami proses kreatif para seniman prasejarah ini," kata Davis.

Pada penelitian ini, para ahli menggunakan teknik Reflectance Transformation Imaging (RTI), Dr. Davis dan rekan meninjau plakat Stonehenge ini, pembuatannya, asal-usulnya, dan pengaruh artistiknya. Teknik fotografi ini menonjolkan berbagai kemampuan artistik dalam desain geometris yang dominan pada setiap plakat. Teknik ini tidak hanya menunjukkan komposisi yang disengaja, dipentaskan, eksekusi dan detail, tetapi juga memberikan wawasan tentang inspirasi para seniman Neolitik.

Dalam satu contoh, adalah mungkin untuk menyarankan bahwa desainnya tidak abstrak, melainkan mendeskripsikan objek yang dikenal seniman di dunia nyata.

"Salah satu hasil yang paling menarik dari studi baru ini adalah bagaimana penerapan teknologi modern pada artefak kuno telah memungkinkan kita tidak hanya lebih memahami metode kerja para seniman Neolitik, tetapi juga melihat sekilas motivasi dan cara berpikir mereka," kata Dr. Matt Leivers, seorang arkeolog di Wessex Archaeology.

Menurut Dr. Phil Harding, anggota peneliti lainnya, ukiran plakat kapur merupakan penanda budaya yang penting pada periode Neolitikum. "Dengan memanfaatkan kemajuan teknik fotografi, dimungkinkan untuk menyarankan bahwa seniman Neolitik menggunakan objek yang mereka kenal di dunia nyata sebagai inspirasi ekspresi artistik mereka, misalnya, dalam representasi kawat terpelintir yang menjadi bagian dari desain pada Plakat 1," kata Harding.

No comments:

Powered by Blogger.