Ads Top

Penganut Teori Bumi Datar Berencana Lakukan Perjalanan ke ‘Tepi Dunia’


Sekelompok orang yang menganut teori bumi datar berencana melakukan ekspedisi ke Antartika. Mereka berharap dapat mengungkap sifat alami planet yang kita tempati ini.

Seperti yang dilaporkan Forbes, para flat-earthers menunjukkan minat yang tinggi dalam perjalanan melintasi Antartika. Bagaimana rencana tepatnya belum diketahui, tapi mereka berencana menemukan totem penting dari teori bumi datar.

“Yang harus kami lakukan untuk menghentikan perdebatan selamanya adalah dengan mencari jawaban di Antartika,” kata Jay Decasby, seorang penganut teori bumi datar yang cukup terkenal.

“Jika bisa sampai ke lepas pantai Antartika kemudian berlayar di sepanjang jalan di sekitarnya, kami akan mendapatkan jarak yang membuktikan bahwa tepi luar bumi adalah rata. Dengan begitu, kami bisa menyangkal setiap argumen yang mendukung heliosentris,” paparnya.

Alam Antartika sendiri menjadi momok penting bagi para penganut teori bumi datar. Dalam situsnya, The Flat Earth Society menjelaskan bahwa “di tepi Antartika ada Tembok Es Raksasa setinggi 150 kaki dengan ketebalan beberapa ratus meter”.

Pada dasarnya, flat-earthers menganggap bahwa planet kita berbentuk datar dalam bentuk compact disk yang dibatasi es Antartika (seperti berada dalam kubah salju). Menurut mereka, tujuan tembok es tadi adalah menghalangi penjelajah untuk melewatinya atau agar manusia tidak jatuh ke jurang di tepi Bumi.

Penganut teori bumi datar juga tidak mempercayai ekspedisi melintasi Antartika yang sudah dilakukan beberapa penjelajah.

Namun, bagaimana pun juga, perjanjian Antartika yang ditandangani pada 1961 mungkin akan membuat rencana penganut bumi datar sulit direalisasikan. Tujuan utama perjanjian internasional ini adalah menolak klaim kedaulatan di wilayah Antartika.

Sementara itu, para flat-earthers berpendapat, Perjanjian Antartika sangat membatasi eksplorasi di area tersebut. Harusnya, menurut mereka, Antartika memiliki ‘kebebasan penyelidikan ilmiah’. Apakah aksi mereka ini dikategorikan sebagai sains masih menjadi perdebatan. Mari kita tunggu kabar selanjutnya.






No comments:

Powered by Blogger.