Ads Top

 

Tak terhitung banyaknya kasus pembunuhan tak terungkap yang pernah terjadi. Tapi kasus yang terjadi pada Betsy Aardsma ini sungguh tidak biasa. Di perpustakaan kampusnya, wanita ini ditikam. Anehnya tak ada suara teriakan atau percobaan melawan. Tidak hanya itu saja, orang-orang di sekitarnya bahkan sama sekali tidak menyadari kalau ia sudah terluka parah dan di ambang kematian. Sang pencabut nyawa seolah lenyap begitu saja di antara tumpukan buku yang terserak…

Suara berdebam terdengar di sudut belakang ruangan. Penjaga perpustakaan yang sibuk mendata buku di mejanya menggelengkan kepala menghela nafas.

“Sudah berkali-kali kukatakan, gunakan tangga di pojok sana kalau mau mengambil buku yang letaknya tinggi,” keluhnya seorang diri sambil terus menempelkan kertas bernomor di punggung buku.

Hari itu perpustakaan cukup lengang, libur Thanksgiving baru saja usai. Beberapa mahasiswa terlihat masuk ke ruangan sekedar untuk menyelesaikan tugasnya atau meminjam satu dua buku lalu beranjak pergi.

Seorang pria yang berjalan tergesa-gesa tiba-tiba menghampiri penjaga.

“Seseorang lebih baik menolong gadis itu,” serunya sambil menunjuk ke arah rak di pojok ruangan lalu bergegas pergi.

Penjaga perpustakaan itu termangu bingung untuk sesaat. Apa ada seseorang yang butuh bantuan mengambil buku atau apakah ada yang sakit. Ia tak mengerti. Berpikir kalau pria itu hanya iseng saja, ia terus melanjutkan pekerjaannya.

Tak lama kemudian terdengar ribut-ribut dari arah belakang perpustakaan. Seorang gadis terkapar di antara tumpukan buku yang terjatuh.


Apa yang Terjadi di Stacks? Misteri Lorong Sempit 51-52

Betsy Ruth Aardsma

Betsy Aardsma (selanjutnya disebut Betsy) berjalan ke perpustakaan Pattee Penn State bersama teman sekamarnya, Sharon. Saat itu sekitar pukul 4 sore. Hari itu adalah hari pertama setelah liburan Thanksgiving usai. Suasana cukup sepi, tampaknya belum banyak mahasiswa yang kembali ke kampus. Lagi pula hari memang sudah menjelang sore.

Senyum terkembang di wajah Betsy. Sehari sebelumnya, 27 November 1969, gadis 22 tahun itu baru saja kembali dari merayakan Thanksgiving bersama kekasihnya di Hershey sebelum akhirnya naik bus dan kembali ke State College. Hari itu dia memang perlu mengerjakan makalah untuk penelitiannya dan bertemu dengan seorang profesor.

Betsy Aardsma adalah mahasiswa pasca sarjana. Setelah lulus dengan predikat cumlaude dari University of Michigan, anak kedua dari pasangan Esther dan Richard Aardsma ini pun nekat mendaftar di Pennsylvania State University (Penn State). Padahal awalnya ia berencana untuk bergabung dengan Peace Corps. Apa sebab? Rupanya keinginannya untuk melanjutkan kuliah di sana adalah demi bisa tetap dekat dengan pacarnya David Wright yang merupakan siswa Penn State Milton S. Hershey Medical Center.

Perpustakaan Penn State

Begitu sampai di perpustakaan, Betsy dan Sharon berpisah. Betsy menuju ke ruang basement di mana kantor kepala bibliograf berada, kemudian kembali ke lantai dua perpustakaan.

Betsy lalu diketahui berada di bagian tengah perpustakaan. Tempat itu cukup terisolasi memang, dengan deretan rak panjang  dan langit-langit yang rendah. Tak hanya itu saja koridor di antara rak-rak buku itu cukup sempit, hanya cukup dilalui 2 orang itu pun harus berjalan menyamping. Siswa di sana menyebut area itu sebagai “Stacks”.

Lorong di Stacks yang sangat sempit

Entah apa yang dilakukan Betsy di sana. Apakah ia berhenti untuk mencari buku atau ada yang ditemuinya di sana. Namun yang jelas di baris antara 50 dan 51 itulah, Betsy roboh. Buku-buku ambruk menimbulkan suara berdebamdan berserakan di sekelilingnya. Saat itu sekitar pukul 4:30.

Seorang pria berjalan tergesa-gesa menuju pintu keluar. Lalu berhenti sesaat, mengatakan kalau ada seseorang yang butuh pertolongan. Orang-orang tidak mengerti apa maksudnya, karena pria itu bergegas meninggalkan tempat itu begitu saja tanpa mengatakan hal apa pun lagi.

Suara dari buku-buku yang jatuh itu menarik perhatian beberapa orang yang ada tak jauh dari sana. Beberapa orang memeriksa apa yang terjadi. Di situlah mereka melihat, seorang gadis muda terkapar.

Betsy yang bertubuh mungil dan berpakaian merah itu tampak tak sadarkan diri. Beberapa orang mencoba melakukan pertolongan pertama dengan melakukan resusitasi. Ada yang berbisik mengatakan kalau ia sempat kejang-kejang dan menggigit lidahnya sebelumnya. Mereka menduga gadis itu terkena serangan kejang atau penyakit kambuhan lainnya. Segera petugas medis dihubungi. Saat itu kira-kira pukul 05:01.

Ambulans datang kira-kira seperempat jam kemudian, membawanya ke Ritenour Health Center. Namun mereka baru sadar kalau gadis itu telah ditikam di dada. Luka tusukan sedalam 3 inci memutus arteri pulmonalisnya dan menusuk ventrikel kanan jantungnya. Tak tertolong lagi, Betsy menghembuskan nafas terakhirnya begitu tiba di rumah sakit.


Pembunuhan dalam Diam

Betsy Aardsma meninggal dunia pada 28 November 1969. Serangan misterius di perpustakaan kampus itu diperkirakan terjadi antara pukul 16.30 dan 16.45. Betsy ditemukan jatuh di lantai di antara baris 50 hingga 51, dengan buku-buku berserakan di sekelilingnya. Buku-buku itu tampaknya terseret dari rak saat dia terjatuh.

Polisi yakin Betsy kemungkinan besar diserang dari belakang. Beberapa penyelidik percaya bahwa Betsy ditangkap dari belakang sebelum dia ditikam.

Barangkali itulah alasan mengapa ia tidak berteriak, dan juga tidak ditemukan adanya luka akibat perlawanan. Entah dia tahu siapa pembunuhnya atau dia memang sama sekali tidak melihat pelaku saat ia diserang.

Pemeriksaan menunjukkan ia tidak mengalami pelecehan seksual. Dokter menyatakan bahwa luka tusuk Betsy dan memar yang dalam di sekitar dadanya menunjukkan kalau penyerang memukulnya dengan kekuatan yang signifikan, yang artinya pelaku menancapkan senjatanya sedemikian kuat dan cepat lalu menariknya keluar.

Tikaman fatal itu menghasilkan luka sedalam 3 sampai 4 inci, yang hebatnya dengan tepat memutus arteri pulmonalis sekaligus menusuk ventrikel kanan jantungnya. Kemungkinan luka jantungnya mengalir ke paru-parunya. Sementara darah yang keluar dari luka itu sedikit dan kebetulan sekali nodanya tersamar dengan pakaian yang dikenakan Betsy hari itu, sebuah gaun merah.

Inilah alasan mengapa saat pertama kali ditemukan lukanya sama sekali tidak terlihat. Orang-orang sama sekali tidak menyadari kalau gadis ini sedang terluka parah, mereka malah mengira ia jatuh karena sakit.

Tidak ada senjata pembunuh yang tertinggal di lokasi, tampaknya setelah menikam Betsy pelaku langsung membawanya dan melarikan diri. Senjata pembunuh itu diduga semacam pisau berburu.

Tidak ada saksi mata yang melihat kejadian itu. Satu-satunya keterangan yang diduga merupakan pelaku adalah kesaksian beberapa orang yang mengklaim bahwa mereka lihat orang yang menyatakan "seseorang lebih baik menolong gadis itu", lalu bergegas pergi dari perpustakaan. 

Ini adalah salah satu fokus penyelidikan saat itu. Dari laporan para saksi mata lalu dibuatlah sketsa wajah pria tak dikenal tersebut yang kemudian disebar. Namun pria misterius itu tidak pernah ditemukan. Investigasi polisi negara bagian tidak berhasil.

Kasus pembunuhan ini menemui jalan buntu. Dalam “Murder in the Stacks”, David DeKok  berpendapat bahwa kasus Betsy pada akhirnya tidak terpecahkan karena kesalahan yang dibuat di tempat kejadian perkara.

Saat itu patroli kampus tidak mengamankan TKP. Akibatnya, mahasiswa dan orang fakultas sempat “mengacak-acak” tempat tersebut sebelum polisi datang. Seorang petugas kebersihan bahkan sudah membereskan urin yang ditemukan di dekat tempat kejadian dan juga memindahkan barang bukti. Ketika polisi tiba, TKP sudah benar-benar “rusak”.

Tidak banyak yang bisa dilakukan polisi tampaknya. Orang yang diduga tersangka, yang sketsa wajahnya disebar juga tidak kunjung ditemukan. Pada saat pembunuhan, pihak berwenang memperkirakan bahwa ada sekitar 90 siswa berada di perpustakaan tersebut.

Perpustakaan Pattee Penn State adalah sebuah perpustakaan besar dan area yang disebut “Stacks” itu, tempat Betsy ditikam memang sangat terpencil dan agak menyeramkan. Sebuah tempat yang cocok untuk menyerang orang.

George Keibler, seorang sersan polisi negara bagian yang mengawasi penyelidikan selama 14 tahun pertama mengatakan bahwa area tempat kejadian tersebut selama bertahun-tahun memang kerap dijadikan tempat berpacaran, sering kali kencan sesama jenis.


Hal ini memperkuat dugaan kalau Betsy bertemu dengan seseorang yang dikenalnya dengan baik di lokasi tersebut, lalu ia dibunuh. Mungkin itulah mengapa ia tidak lari, tidak ada teriakan sama sekali, bahkan sekedar perlawanan.

Trooper Barrows mengatakan kepada Pittsburgh Post-Gazette pada tahun 2009 bahwa menurutnya Betsy tahu pembunuhnya. "Tidak ada perlawanan, dan dia juga tidak melarikan lari," kata Barrows. "Saya pikir dia akrab dengan pembunuh, dia mengenalinya, dan dia tidak takut padanya."

Pengacara bernama Lancaster Sam Mecum juga menduga bahwa pembunuhan dilakukan hampir pasti oleh seseorang yang dikenal Betsy.

Sampai saat ini pembunuhan Betsy masih belum terpecahkan, dan Kepolisian Negara Bagian Pennsylvania masih terus aktif mencari informasi tentang kasus ini.


Siapa Sebenarnya Sang Pencabut Nyawa?

Ada banyak orang yang dimasukkan dalam daftar tersangka. Namun beberapa di antaranya diduga kuat merupakan sang pembunuh. Namun meskipun demikian tidak pernah ada cukup bukti untuk menyeret pelaku ke meja hijau.


Richard Haefner

Richard Haefner bisa dikatakan adalah nama teratas yang diduga kuat sebagai pelaku pembunuhan terhadap Betsy. Dia adalah salah satu dari hampir 5.000 orang yang diwawancarai tentang kasus pembunuhan BetsyBanyak yang percaya bahwa ada kemiripan antara Haefner dengan pria tak dikenal yang terlihat melarikan diri dari TKP.

Selain itu juga hubungan Haefner dengan Betsy sangat mencurigakan. Tapi polisi tidak memiliki cukup bukti untuk menuntutnya atas pembunuhantersebutPolisi tidak pernah memanggilnya sebagai tersangka dan hanya mengatakan bahwa dia mungkin memiliki lebih banyak informasi daripada yang dia katakan pada mereka. Selain itu, dengan rusaknya tempat kejadian perkara, kecil kemungkinannya menemukan bukti fisik yang mengaitkan Haefner dengan kejahatan tersebut.

Lahir pada tahun 1943, alumni Franklin & Marshall College tahun 1965 ini bekerja sebagai staf Museum sebelum akhirnya mendapatkan gelar doktor dalam bidang geologi dari Penn State. Dia sangat brilian, seorang asisten profesor geologi dan dosen terkenal dengan gelar doktor dari Penn State University. Banyak orang yang mengenalnya menggambarkan dia sebagai orang yang sangat cerdas. Haefner adalah ahli geologi yang dihormati.

Namun di balik karirnya yang cemerlang itu, semua orang tahu kalau Haefner memiliki temperamen yang buruk dan kerap bertindak kasar terhadap wanita. Dia juga diketahui diperiksa berkali-kali karena melakukan pelecehan seksual terhadap anak laki-laki.

Menurut cerita yang beredar, Betsy dekat dengan Haefner bahkan keduanya diketahui pernah pergi berkencan beberapa kali. Namun itu tidak lama karena kemudian Betsy berhenti menemui Haefner. Ia memberi tahu keluarga serta teman-temannya kalau pria itu sangat menakutkan.

Penulis Derek Sherwood dan jurnalis investigasi David DeKok masing-masing menerbitkan buku yang memberatkan Richard Haefner atas pembunuhan Aardsma.

Profesor itu dikenal luas karena amarah yang meledak-ledak dan perilaku tidak menentu lainnya, termasuk tuduhan pedofilia, dugaan pencurian koleksi batu universitas, dan sejumlah besar tuntutan hukum lainnya.

Haefner adalah contoh bagus seorang musuh publik. Orang-orang sangat membencinya. Dia adalah penggugat yang menghabiskan sebagian besar dari dua dekade terakhir hidupnya di ruang sidang. Kalian tidak akan percaya kalau hampir setiap waktu ia mengajukan gugatan hukum. Sepertinya itu sudah menjadi hobinya.



Pada pertengahan 1970-an, ketika polisi berjuang untuk menemukan petunjuk baru dari kasus Betsy, karir Haefner sedang melejit. Dia mengajar di klub dan perguruan tinggi di seluruh AS bagian timur. University of Southern California juga menawarinya pekerjaan mengajar dan posisi kurator di Natural History Museum of Los Angeles.

Tapi karir Haefner sebagai akademisi terpandang akhirnya jatuh juga pada Agustus 1975. Pria itu ditangkap dan didakwa melakukan hubungan seksual terhadap seorang anak laki-laki berusia 12 tahun.

Bocah itu adalah salah satu dari beberapa orang yang bekerja untuk Haefner di garasi Nevin Street-nya. Haefner dengan tegas menyatakan bahwa dia tidak bersalah, ia bahkan membawa tokoh-tokoh terkemuka untuk membelanya.

Selama seminggu kasus tersebut dilaporkan di halaman depan surat kabar Lancaster. Haefner hanya didenda $ 500 dan dijatuhi hukuman satu bulan penjara daerah. Namun kenyataannya dia hanya menjalani hukuman dua minggu sebelum Mahkamah Agung Pennsylvania memerintahkan dia dibebaskan sambil menunggu banding atas kutipan penghinaan. Haefner memenangkan banding itu.

Haefner lalu menuntut hampir semua orang yang terlibat dalam kasusnya termasuk petugas polisi, reporter, bahkan pengacara pembelanya sendiri. Selain itu dia juga memenangkan hampir $ 300.000 setelah menggugat museum California yang telah berencana untuk mempekerjakannya sebelum tuntutan diajukan.

Pria itu sangat cerdas, sepertinya ia juga sadar karirnya akan hancur. Jadi satu-satunya hal yang tersisa adalah mengejar serangkaian tuntutan hukum dan dia benar-benar mengabdikan hidupnya untuk itu. Pria itu dalam sebuah kesempatan di ruang pengadilan bahkan pernah melompat ke seberang meja dan mulai bergulat dengan seorang saksi.

Bagi para tetangganya dia benar-benar adalah sebuah teror. Halamannya dipenuhi dengan drum logam, terpal yang menutupi tumpukan batu, dan kendaraan dalam keadaan rusak, semuanya sangat berantakan. Tetangga terus melaporkan hal ini kepada pejabat kota tentang hal itu. Tetapi hanya sedikit yang menemukan keberanian untuk mengeluh di depan wajah Haefner.

"Jika dia tahu Anda telah menelepon atau mengadukan pada pejabat kota, dia akan meneror Anda," kata mantan tetangganya, yang meminta namanya tidak disebutkan. Dia menyebarkan sampahnya ke beranda tetangga, dan pernah membawa pisau menusuk ban mobil tetangga.

Pada kesempatan lain, katanya, beberapa tetangga sedang berada di mobil mereka saat melihat anjing Haefner buang air besar di halaman rumah mereka. Mereka memintanya untuk membuang kotoran hewan itu.

“Dia mengambilnya dengan tangannya dan melemparkannya melalui jendela mobil,” kata mantan tetangganya itu. "Dia sangat menakutkan."

Richard terkena serangan jantung di Gurun Mojave saat sedang meneliti batuan dan meninggal di rumah sakit Las Vegas tahun 2002. Dan tampaknya tetangganya sangat bersyukur akan hal itu.

Dengan profil yang sangat cocok sebagai penjahat ini, apakah Haefner benar-benar pelaku pembunuhan terhadap Betsy?


David Wright

Sekarang kita lihat salah satu terduga lainnya yang tak lain adalah kekasih Betsy Aardsma, David Wright. Betsy diketahui mendaftar di Penn State  demi mengikuti pacarnya tersebut. Dia adalah seorang mahasiswa kedokteran di Penn State College of Medicine di Hershey pada saat pembunuhan Betsy.

Menurut pengakuan Wright sendiri dirinya terakhir melihat Betsy adalah pada malam tanggal 27 November. Setelah menikmati makan malam Thanksgiving dengan sekelompok mahasiswa kedokteran, ia mengantar Betsy ke terminal bus sehingga dia dapat kembali ke kampus untuk mengerjakan tugas makalahnya.

Melihat banyak kasus wanita dibunuh oleh pasangannya, masuk akal jika David termasuk orang yang berkepentingan dengan pembunuhan Betsy. Tapi David tampak benar-benar putus asa setelah mengetahui tentang kematian pacarnya itu.

Setelah interogasi intensif dan ia juga memiliki alibi yang kuat, David dibebaskan oleh polisi dari segala keterlibatan dalam pembunuhan Betsy. Saya pikir sangat tidak mungkin dia ada hubungannya dengan kematiannya.

Pacar Betsy punya alibi dan kecurigaan padanya dengan cepat dikesampingkan. Tapi luka tusukan yang didapat Betsy membuatnya mencurigakan. Haefner adalah seorang ahli geologi dan tidak akan memiliki pengetahuan anatomi yang diperlukan untuk membunuh dengan begitu bersih. Dia memang memiliki kecenderungan untuk meledak dan bertindak kasar. Tapi justru itulah, ia tampak tidak cocok melakukan pembunuhan dengan begitu rapi dan efisien.

Sepertinya pembunuh Betsy adalah seorang profesional atau setidaknya seseorang yang akrab dengan pisau dan tahu persis anatomi tubuh manusia. Jika demikian, mungkinkah David Wright pelakunya?


Zodiac Killer

Selain 2 nama di atas yang benar-benar memiliki hubungan dekat dengan Betsy, rupanya banyak pula yang menduga kalau Zodiac Killer berada di balik pembunuhan Betsy.

Beberapa penggemar Zodiac Killer telah mengemukakan anggapan bahwa kejahatan ini mungkin dilakukan olehnya.

Ada beberapa kesamaan antara pembunuhan Betsy Aardsma dengan pembunuhan di Riverside terhadap Cheri Jo Bates, di mana kedua wanita tersebut adalah mahasiswa muda dengan pikiran yang mandiri, keduanya terbunuh saat mengunjungi perpustakaan, meskipun masing-masing kejahatan dilakukan pada waktu yang berbeda. hari ini, dengan satu serangan terjadi di dalam perpustakaan dan yang lainnya di gang di samping perpustakaan.

Sebuah surat dikirimkan ke Polda Riverside dan Riverside Kewirausahaan pada 29 November 1966, hampir tepat tiga tahun sebelum kematian Betsy Aardsma. Lalu pembunuhan terhadap Joan Webster terjadi pada tanggal 28 November 1981. Kedua poin inilah yang digunakan untuk menghubungkan adanya kesamaan kasus Zodiac dengan pembunuhan Betsy.

Namun meskipun demikian, ada lubang besar. Serangan Zodiak cenderung dilakukan di tempat-tempat terpencil, seperti Danau Herman Road, Taman Blue Rock Springs, dan Danau Berryessa. Satu-satunya penyimpangan dari pola tersebut hanyalah pembunuhan Paul Stine di Presidio Heights. Bila kita bandingkan Betsy Aardsma terbunuh di lingkungan ramai yang berisiko sangat tinggi.

Sebuah surat yang sangat kontroversial yang dikirim pada tahun 1978, disebut-sebut berasal dari Zodiac Killer. Seperti surat Zodiac yang sangat terkenal, surat tersebut diawali dengan kata-kata"This is Zodiac speaking.." .

Pada 28 November 1994, tepat 25 tahun setelah pembunuhan Betsy Aardsma, seorang pegawai perpustakaan menemukan sebatang lilin telah dinyalakan dan diletakkan di lokasi pembunuhan, bersama dengan beberapa kliping koran tentang pembunuhan tersebut. Sebuah pesan yang tertulis di lantai menggunakan spidol merah bertuliskan "RIP Betsy Aardsma, born 11 Juli 1947, dead 28 November 1969. I’m back. "

Pada tahun 1999 atau 30 tahun setelah pembunuhan terjadi, lagi-lagi ditemukan kliping koran berserakan di dekat Peringatan 30 tahun kematiannya pada tahun 1999. Selain itu, sebuah kartu pos telah dikirimkan ke polisi sekitar tahun 1977, dengan cap pos AtlantaTapi ini dianggap hoax dan tidak dianggap telah ditulis oleh si pembunuh.


Teori Lain

Melihat beberapa detail kasus ini, mungkinkah pembunuhnya hanyalah seorang pembunuh oportunistik yang kebetulan hari itu melihat Betsy di perpustakaan yang sepi, seorang diri, berada di tempat yang sangat memungkikan untuk menyerangnya, lalu membunuhnya, dan melarikan diri. Tapi sepertinya skenario ini agak tidak masuk akal.


Dan Menjadi Mitos



Setiap kampus memang selalu punya kisah horornya masing-masing, yang diceritakan dari mulut ke mulut dan diwariskan dari generasi ke generasi. Selama bertahun-tahun, pembunuhan terhadap Betsy Aardsma yang tidak terpecahkan berubah menjadi berbagai kisah seram.

Para siswa Penn State pasti tahu atau paling tidak pernah mendengar tentang Girl in the Stacks, yang tak lain merupakan sebutan untuk Betsy. Ada yang mengatakan bahwa bagian Perpustakaan Pattee dihantui oleh hantu Betsy Aardsma.

Hantu Betsy diyakini muncul di antara rak 51 dan 52 di lantai dua perpustakaan. Orang-orang telah melaporkan kalau di area itu mereka merasakan semacam aura yang dingin mendadak yang berbeda dari area lainnya di perpustakaan. Beberapa orang bahkan mengaku melihat penampakan Betsy melayang.

* Untuk minggu ini cerita teka-teki ditiadakan dulu. Sebagai gantinya saya langsung menulis kasus ini. Kasus pembunuhan Betsy Aardsma yang masih misterius. Apa yang sebenarnya terjadi pada Betsy dan siapa menurut kalian pelakunya. Selamat menganalisis yaa..^^

Perhatian: Mohon hargai penulis dengan tidak mengambil atau copy paste tulisan di blog ini untuk dijadikan postingan blog/website ataupun konten Youtube. Terima kasih..^^


Referensi:

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Murder_of_Betsy_Aardsma
https://thetruecrimefiles.com/betsy-aardsma-murder/
https://medium.com/crimebeat/stabbing-in-the-stacks-the-unsolved-murder-of-betsy-aardsma-5c19a50d8060
https://www.zodiacciphers.com/betsy-aardsma-murder.html

https://lancasteronline.com/news/who-killed-betsy-aardsma/article_960ccf9d-03af-59f4-a8fb-4

No comments:

Powered by Blogger.