Misteri Emas Yamashita
Pada masa Perang Dunia II, Jepang melalui operasi khususnya mengumpulkan berbagai harta rampasan perang dari negara-negara di Asia Tenggara. Berton-ton emas dikumpulkan di Filipina untuk selanjutnya dibawa ke Jepang. Namun pada akhir masa Perang Dunia II tersebut, posisi Jepang terjepit dengan hadirnya pasukan Amerika. Emas-emas dalam jumlah sangat besar itu kemudian secara rahasia disembunyikan...
Jendral Tomoyuki Yamashita adalah jendral tentara kekaisaran Jepang yang bertugas pada masa Perang Dunia II. Ia paling dikenal karena keberhasilannya memperoleh kemenangan dalam merebut Singapura.
Jendral Tomoyuki Yamashita |
Padahal saat itu Singapura berada dalam genggaman Inggris dan sekutu. Tak tanggung-tanggung, 30.000 tentara Jepang berhasil menekuk lutut 130.000 gabungan tentara Inggris, Australia, dan India. Atas keberhasilannya yang gemilang itu ia mendapat julukan "Macan Malaya".
Namun pada akhir masa Perang Dunia II, Jepang mengalami kekalahan hebat. Jendral ini akhirya menyerah pada pasukan Amerika di Keangan, Luzon, pada 2 September 1945. Yamashita kemudian digiring ke pengadilan militer Amerika Serikat di Manila. Ia dinyatakan bersalah atas tuduhan kejahatan perang terutama pada kasus Manila Massacre yang terjadi pada Februari - Maret 1945.
Persidangan yang berlangsung pada 29 Oktober 1945 - 7 Desember 1945 itu akhirnya menghasilkan keputusan bersalah pada Yamashita. Ia dijatuhi hukuman mati. Yamashita menjalani eksekusi gantung pada 23 Februari 1946 di Kamp Tawanan Los Banos yang terletak di sebelah selatan Manila.
Yamashita (kiri) dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman mati |
Kematian Yamashita rupanya bukan akhir dari segalanya, justru setelahnya salah satu misteri dan rahasia terbesar Jepang satu per satu mulai terkuak.
Emas-Emas Yang Disembunyikan
Rahasia itu tak lain adalah harta karun emas yang disembunyikan Yamashita. Pada masa kepemimpinannya, Jepang menjalankan sebuah operasi yang dikenal dengan Kin No Yuri (The Golden Lily) dengan pemimpinnya yakni Pangeran Yasuhito yang tak lain merupakan saudara Kaisar Hirohito.
Pangeran Yosuhito |
Para anggota organisasi ini ditugaskan untuk merampas sebanyak mungkin emas dari negara-negara jajahan di Asia Tenggara. Maka para tentara Jepang mulai mengumpulkan secara paksa rampasan perang dari negara-negara seperti Singapura, Filipina, Indonesia, dan negara lainnya. Hasil rampasan perang ini kemudian dikumpulkan di Filipina untuk kemudian dikapalkan dan dikirim ke Jepang.
Hasil rampasan perang itu jumlahnya sungguh tak main-main. Diperkirakan nilainya mencapai milyaran dollar.
Pengumpulan harta rampasan yang demikian besar itu bertujuan untuk menyediakan dana perang bagi Jepang untuk pertempuran di Pasifik. Tetapi rupanya sejak tahun 1943 harta-harta rampasan itu tak lagi dapat dikirimkan ke Jepang. Masalahnya tak lain adalah kapal dan pesawat tempur sekutu telah berjaga-jaga di lautan siap menenggelamkan kapal Jepang yang lewat kapan saja.
Di lain pihak Jepang benar-benar kekurangan armada. Mereka bahkan tak lagi memiliki cukup kapal dan pesawat tempur untuk mengawal kapal-kapal emas tersebut menuju Jepang.
Pada akhir masa perang dunia, keadaan Jepang sudah benar-benar porak-poranda. Dalam situasi yang genting itu, para petinggi segera melakukan pertemuan untuk membahas nasib emas rampasan yang tampaknya tak mungkin lagi dapat dibawa keluar Filipina.
Pangeran Yasuhito, Jendral Yamashita, dan beberapa petinggi lainnya kemudian berencana untuk menggali terowongan dan gua untuk menyembunyikan emas-emas itu. Tentara Jepang dan beberapa tahanan perang dipekerjakan untuk menggali terowongan dan memindahkan emas-emas itu ke sana. Disebut-sebut ada lebih dari 6.000 ton emas dikuburkan, dan itu belum termasuk batu permata dan harta lainnya. Saat emas-emas itu berhasil dipindahkan, bom-bom diledakkan dan membuat para penggali tewas tertimbun di dalamnya.
Setelah Jepang menyerah pada sekutu, Pangeran Yosuhito melarikan diri menggunakan kapal selam ke Jepang. Sementara itu tentara Jepang lainnya yang mengetahui lokasi emas-emas itu tewas dalam perang dan sisanya dihukum mati. Tak ada seorang pun anggota Kin No Yuri yang hidup setelah itu.
Emas-emas itu masih terkubur di dalam tanah, meskipun sebagian kecilnya telah ditemukan. Selama puluhan tahun pula lokasi berton-ton emas itu tetap menjadi misteri. Maka tak heran harta karun emas Yamashita ini menjadi magnet bagi para pemburu harta karun selama bertahun-tahun.
Bongkahan emas seberat 12,5 kg ditemukan di dalam sebuah terowongan di Mindanao Barat |
Pada tahun 1971, seorang pemburu harta karun bernama Rogelio Roxas mengklaim dirinya telah berhasil menemukan bongkahan emas dan sebuah patung Budha yang terbuat dari emas dan berlian. Ia mengaku menemukannya di sebuah terowongan bekas tentara Jepang di Filipina. Menurut Roxas, dirinya menduga temuannya itu hanya bagian kecil dari emas-emas yang belum ditemukan.
Rogelio Roxas dan harta karun temuannya |
Di Manakah Harta Karun Emas Yamashita Berada?
Banyak teori seputar keberadaan emas-emas Yamashita ini. Kalian akan terkejut karena beberapa di antaranya tampak masuk akal.
Teori yang pertama menyebutkan bahwa harta-harga itu sebenarnya telah ditemukan tak lama setelah kekalahan Jepang. Emas-emas itu kemudian dibagi antara Kekaisaran Jepang dengan Amerika Serikat.
Emas-emas inilah yang membiayai operasi intelijen Amerika Serikat dalam menghadapi Uni Soviet selama masa Perang Dingin yang dimulai tahun 1947. Sementara itu Jepang menggunakan emas bagiannya untuk membangun kembali negara khususnya perekonomiannya yang luluh lantak usai perang. Itulah mengapa Jepang mampu bangkit dari keterpurukan dalam waktu yang tak begitu lama.
Teori lainnya yakni beberapa sejarawan dan peneliti mengklaim bahwa Amerika sebenarnya telah diberitahukan lokasi di mana emas-emas itu disembunyikan. Sebagai balasannya, Jepang meminta untuk melepaskan keluarga kekaisaran Jepang dari hukuman. Maka tak heran Pangeran Yosuhito dapat bebas dari hukuman militer.
Sebuah buku berjudul "Gold Warriors" yang ditulis oleh Sterling dan Peggy Seagrave mengungkapkan bahwa Jendral MacArthur menjadi kaya raya usai Perang Dunia II reda. Dikatakan bahwa jendral yang terkenal dengan kata-kata "I Shall Return" ini mengambil harta rampasan perang Jepang tersebut.
Selain itu dalam buku lainnya yang bertajuk "The Yamato Dynasty : The Secret History of Japan's Imperial Family" terkuak bahwa Jendral MacArthur sengaja menyelamatkan Kaisar beserta keluarganya dari hukuman internasional. Sebagai imbalannya ia mendapatkan bagian dari harta jarahan perang dari keluarga kaisar. Jendral ini disebut-sebut memiliki brankas khusus di Bank Swiss dan juga uang dalam jumlah sangat banyak.
Douglas MacArthur |
Teori lainnya mengatakan bahwa emas-emas itu sudah didapat oleh rezim Ferdinand Marcos yang memerintah Filipina pada tahun 1965-1986. Marcos yang dikenal sebagai seorang diktator dan koruptor ini rupanya merupakan mantan tentara Filipina saat Perang Dunia II.
Ferdinand Marcos memiliki kekayaan besar yang sebagiannya ersimpan di beberapa bank yang ada di Eropa. Istrinya Marcos, Imelda yang terkenal dengan gaya hidup mewah dan tampilan glamornya disebut juga menikmati harta dari rampasan perang itu. Bahkan Ferdinand Marcos pernah menyatakan suatu ketika bahwa dirinya kaya raya bukan hasil korupsi melainkan harta karun.
Ferdinand dan Imelda Marcos |
Sementara itu, seorang peneliti dari Universitas Filipina, Rico Jose meragukan mengenai kebenaran adanya harta karun Yamashita. Menurutnya, emas-emas Yamashita itu tak lebih dari sekedar mitos. Beberapa pihak lainnya juga tak kalah skeptis. Mereka meyakini emas Yamashita hanyalah sebuah legenda seperti halnya El Dorado atau pun Lubang Uang Pulau Oak.
Baca juga : Misteri Lubang Uang di Oak Island
Namun keraguan-keraguan tersebut tak menyurutkan minat para pemburu harta karun dari seluruh dunia untuk menemukan harta karun emas Yamashita. Bahkan beberapa orang mendedikasikan hidup mereka untuk mencari bongkahan-bongkahan emas itu yang entah masih terkubur atau memang tak pernah ada...
No comments: