Ads Top

Pulau Mintin Menyimpan Misteri "Kambe Hai" Si-Hantu Besar Yang Dilindungi

Kambe - Makhluk Mitologi Indonesia. FOTO/artstation.com

 Pulangn Pisau -- Kambe Hai (Hantu Besar) demikian nama sebutan masyarakat dari salah satu di antara dua pulau yang ada di daerah aliran sungai (DAS) Kahayan, Desa Mintin Kecamatan Kahayan Hilir. Dari namanya begitu angker, siapa mengira ternyata di dalam pulau tersebut menyimpan banyak pesona. Aneka hayati hidup di dalam pulau yang konon dari masyarakat setempat merupakan bagian dari sebuah menara. "Sampai saat ini pulau ini sangat terawat dan terpelihara," kata Kepala Desa Mintin Rusmagau, saat ditemui di ruang kerjanya, kemarin.

Dia mengatakan bahwa pulau tersebut memang mempunyai keanekaragaman hayati, yang hingga kini tidak banyak orang mengetahuinya. "Untuk masuk ke dalam pulau Mintin saja, pengunjung harus didampingi oleh seseorang yang harus mengenal pulau tersebut," katanya.

Sentuhan mistis yang masih dipercaya masyarakat kata dia menjadi alasan, sehingga tidak ada masyarakat yang berani masuk pulau tersebut.

Hal tersebut dibenarkan oleh Uhing (66) salah seorang tokoh yang juga sebagai penjaga pulau tersebut. "Dari bapak saya, saya mendapatkan tugas untuk memperhatikan agar kondisi pulau ini agar tetap terawat dan terjaga," kata Uhing.

Dia mengatakan ada dua pulau yang ada di daerah tersebut yakni Pulau Mintin Besar dan Pulau Mintin Kecil. "Yang besar bernama Kambe Hai dan yang Kecil Buaya Kuning," katanya. Pulau Mintin Besar memiliki luas sekitar 2 hektare sementara Mintin Kecil kurang lebih 1 hektare.

Dikatakan tidak ada warga masyarakat yang mempunyai hak milik dari pulau Mintin Besar, namun pulau tersebut sangat dilindungi oleh masyarakat. Sedangkan pulau yang kecil,  kata dia merupakan warisan orang tua, dan sudah didokumenkan pada saat daerah tersebut masih menjadi wilayah Kapuas.  "Pulau yang kecil itu dimiliki berdasarkan surat perjanjian pertanahan Kuala Kapuas atas nama Lite Laga,  bapak saya, dan Dewik Rasan," katanya.

Di Pulau kecil tersebut Uhing mengatakan ayahnya membuat rumah keramat, yang menandakan bahwa pulau tersebut memiliki nilai ritual masyarakat suku Dayak yang ada di wilayah tersebut.

Yang menarik dari kedua pulau ini karena menjadi lokasi yang cukup bersejarah, dimana pahlawan nasional asal Kalteng Tjilik Riwut dan Presiden Pertama RI melakukan pertapaan. "Di pulau Mintin Besar pernah dijadikan tempat bertapa  Tjilik Riwut. Sementara di Pulau Mintin Besar pernah dijadikan Presiden RI untuk bertapa," ujar Uhing.

Meski demikian sakralnya pulau tersebut, ternyata tidak luput juga dari oknum masyarakat yang melakukan penebangan liar. "Dulu pulau ini sempat mengalami kerusakan karena masyarakat mengambil kayu, dan sekitar tahun 2001-2002 dijadikan penangkaran hewan kalawet (sejenis kera) oleh orang Kanada," ujar Uhing.

Meski hanya beberapa bulan penangkaran yang dilakukan oleh warga Kanada tersebut,  namun dampaknya membuat pulau tersebut terpelihara hingga sekarang. Lokasi tersebut juga kata dia pernah menjadi lokasi study sejumlah mahasiswa asal Jerman.

Kekayaan pulau Mintin cukup banyak karena menjadi ekositem berbagai jenis tumbuhan dan hewan, dan itu menjadi juga daya tarik tersendiri dari pulau tersebut.  "Ada bermacam-macam tumbuhan dan hewan di dalam pulau ini. Seperti pohon rijei, kananga tanjung, madang, kapur naga, dan banyak lagi," katanya.

Pulau tersebut kata dia menjadi juga tempat yang didiami sejumlah hewan liar seperti buaya, biawak, piton, kera, berbagai jenis burung, tupai, lebah madu dan banyak lagi yang ada di Pulau itu," terang Uhing. Pesona pulau Mintin ke depan diharapkan masyarakat Mintin dapat membawa kesejahteraan bagi masyarakat, khususnya di sektor pariwisata. Adanya Tuguh di lokasi pulau Mintin Besar juga, menandakan bahwa pulau tersebut merupakan aset yang dilindungi oleh negara. (DY/*)

No comments:

Powered by Blogger.